Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena “open BO” atau “open booking” di kalangan remaja dan kaum muda telah menjadi topik hangat yang mengundang berbagai reaksi dari masyarakat. Istilah ini merujuk pada praktik di mana individu, khususnya perempuan, menawarkan jasa seksual dengan imbalan finansial. Meskipun dianggap ilegal dan berisiko tinggi, praktik ini tetap berlangsung di berbagai daerah, termasuk di perkotaan besar di Indonesia. Namun, sebuah insiden tragis baru-baru ini menyoroti bahaya yang mengintai di balik praktik tersebut, dengan hilangnya nyawa seorang gadis cantik berusia 21 tahun, yang diduga terlibat dalam bisnis ini.
Perkara Open BO Berujung Hilangnya Nyawa Gadis Cantik
Peristiwa nahas tersebut terjadi di Jakarta, di mana gadis tersebut, yang dikenal sebagai seorang mahasiswa dan influencer media sosial, dilaporkan hilang setelah melakukan transaksi open BO dengan seorang pria yang baru dikenalnya melalui aplikasi kencan. Teman-temannya mulai khawatir ketika ia tidak dapat dihubungi selama lebih dari 24 jam. Setelah melakukan pencarian, mereka melaporkan hilangnya gadis itu ke pihak kepolisian. Penyelidikan pun segera diluncurkan untuk menemukan jejaknya.
Selama proses penyelidikan, polisi berhasil menemukan beberapa petunjuk yang mengarah pada pria yang diduga terlibat. Setelah melakukan penangkapan, polisi mengungkapkan bahwa pria tersebut merupakan seorang mantan narapidana yang terlibat dalam kasus kekerasan.
Kasus ini membuka kembali diskusi tentang risiko yang dihadapi para perempuan yang terlibat dalam praktik open BO. Banyak dari mereka mungkin mencari cara untuk mendapatkan uang dengan cepat, tetapi seringkali tidak menyadari bahaya yang mengancam keselamatan mereka.